Kerendahan Hati Orang Berhikmat

(Amsal 30)
Indonesian
Year: 
2015
Quarter: 
1
Lesson Number: 
12

Pendahuluan: Buku Amsal secara berulangkali menyatakan pada kita bahwa hikmat membawa kekayaan dan kebahagiaan, sementara kemalasan atau kebodohan membawa kemiskinan dan kedukaan. Ketika orang sedang berada dalam keadaan baik dalam kehidupannya, apakah mereka umumnya bersifat rendah hati? Dalam pengamatan saya saya temukan bahwa mereka tidaklah rendah hati, disebabkan oleh alasan yang sederhana. Oleh karena jerih upaya mereka telah membawa kehidupan yang baik bagi mereka, maka mereka berpikir bahwa opini mereka adalah lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang berhasil dalam hidupnya. Ada kemungkinan anggapan mereka ini benar. Namun permasalahannya adalah dimana Alkitab menuliskan bahwa kerendahan hati adalah kebaikan, dan bahwa orang yang sombong tidaklah bijaksana. Mari kita menggali ke dalam pelajaran kita dari buku Amsal dan mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai kebaikan dari kerendahan hati!

6. Apakah nama Allah dan apakah nama AnakNya?

  1. Kebodohan dan Kesalahan
    1. Baca Amsal 30:1-2.Beberapa komentator mengatakan bahwa nama-nama ini adalah simbol dari beberapa karakter Alkitab lainnya, sementara yang lainnya berkomentar bahwa arti dari nama-nama itulah yang penting. Siapakah pembicaranya di ayat ini? (Agur. Mari kita menyederhanakannya dan menetapkan nama ini hanya sebagai nama pembicara di ayat ini saja.)
      1. Opini yang bagaimanakah yang dinyatakan pembicara perihal pengetahuan dan pendidikannya? (Ia mengatakan bahwa dirinya adalah orang paling bodoh. Inilah yang dimaksud dengan kerendahan hati!)
    2. Baca Amsal 30:3. Kebodohan spesial apakah yang diungkapkan Agur? (Ia tidak tahu mengenai Allah. Ia belum belajar tentang kebijaksanaan.)
    3. Baca Amsal 30:4. Mari kita menyusun ulang pertanyaan dalam ayat ini dengan Bahasa yang digunakan kini. Bagaimana dengan susunan pertanyaan berikut ini:
      1. Siapakah Allah
      2. Dimanakah surga berada?
      3. Siapakah yang memegang kendali atas iklim?
      4. Siapakah yang menentukan batasan samudera?
      5. Siapakah yang menentukan dimana ujung daratan?
        1. Menurut saudara apakah keunikan pertanyaan-pertanyaan ini? (Daftar pertanyaan ini adalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang penting mengenai kehidupan.)
        2. Apakah yang diasumsikan pertanyaan-pertanyaan ini yang mungkin tidak diasumsikan oleh manusia modern? (Bahwa mereka mengasumsikan bahwa suatu perwujudan pemikiranlah yang menguasai alam semesta.)
    4. Baca Amsal 30:5. Berhenti sejenak! Apakah ayat ini ditulis oleh seseorang lainnya? Mungkinkah seketika Agur dilimpahkan kebijaksanaan? Apakah yang telah terjadi pada Agur sehingga ia menunjuk pada “kesempurnaan” akan firman Allah? Agur menyatakan bahwa jawaban atas seluruh dasar pertanyaan dalam hidup datang dari Allah. Kita mungkin tidak menyadarinya, namun saat hendak menjawab pertanyaan dasar kehidupan ini, seperti Agur, kita sedikit banyak kurang memiliki informasi.)
      1. Bagaimanakah Allah dapat menjadi tameng ketika menghadapai pertanyaan yang paling mendasar mengenai kehidupan? (Allah memberikan pengetahuan perihal pertanyaan mengenai kehidupan. Kita mungkin tidak mengetahui banyak, namun apa yang kita ketahui adalah hal-hal yang penting.)
    5. Baca Amsal 30:6 dan Ulangan 4:2. Ulangan 4:2 adalah salah satu pasal favorit saya oleh sebab pasal itu mengingatkan kita bahwa membuat peraturan-peraturan yang baru itu adalah salah karena hal itu menyarankan untuk mengacuhkan peraturan Allah yang ada. Menurut saya pasal ini perlu dicantumkan pada setiap Sekolah Kristiani! Apakah Amsal 30:6 hanya merupakan pengulangan akan berita kebenaran yang sama? (Menurut saya buku Amsal memiliki sesuatu yang agak berbeda. Topik yang dibahas adalah yang berhubungan erat dengan pertanyaan mengenai kehidupan. Allah menyatakan agar kita tidak menambahkan terhadap apa yang telah diungkapkan dalam firmanNya.)
      1. Apakah ini artinya agar supaya kita mengacuhkan ilmu pengetahuan? (Amsal 19:1-3 menyatakan bahwa alam mengajarkan kita tentang Allah. Menurut saya apa yang dikatakan ayat ini bukanlah untuk mengacuhkan alam dan apa yang diungkapkan alam melalui ilmu pengetahuan.)
      2. Mari kita mengaplikasikan Amsal 30:6 terhadap usia bumi. Apakah Alkitab secara jelas mengungkapkan usia bumi? (Menurut saya tidak. Kejadian 1:2 mengatakan pada kita bahwa sebelum minggu kejadian yang Allah ciptakan, ada hal-hal yang telah ada sebelumnya. Dalam Kejadian 1:12 dikatakan bahwa Allah menciptakan tumbuhan dan pohon-pohonan yang sudah berumur. Ini menyatakan bahwa mereka diciptakan dengan usia tertentu. Menurut saya, walaupun saya tidak terlalu yakin, bahwa murid Alkitab yang serius percaya bahwa silsilah Alkitab itu lengkap adanya dan dimaksudkan untuk suatu cara menentukan umur bumi. Ini bisa menjadi bagian dimana “jika kita menambahkan terhadap firman Allah” kita dapat terbukti sebagai pembohong.)
      3. Apakah berita praktis yang disampaikan Agur? (Bahwa ada banyak hal yang belum diungkapkan Allah kepada kita. Janganlah kita mulai menegaskan hal-hal yang belum Allah ungkapan – dan kemudian dipermalukan saat kita terbukti salah membuat kesimpulan.)
      4. Apakah hubungannya hal ini dengan kerendahan hati? (Taruhlah perhatian terhadap hal-hal yang saudara tidak ketahui, dan mengakulah bahwa saudara tidak mengetahui hal itu, gantinya mengada-ada.)
      5. Pada saat saudara memikirkan perkataan Agur, apakah yang diajarkannya perihal hubungan kita dengan Allah? (Allahlah titik awal referensi kita. Kita seharusnya merendahkan hati ketika dibandingkan dengan Allah.)
        1. Ketika kita mulai mengada-ada tentang sesuatu, dan mengklaim bahwa hal itu adalah benar karena kita adalah orang Kristiani, maka reputasi siapakah yang dipermalukan? (Kita mengklaim untuk berbicara mewakili Allah! Allah mengakatan, “Hi engkau, disana, jangan mengada-adakan sesuatu hal dalam namaKu!”
  2. Manfaat Kerendah Hatian
    1. Baca Amsal 30:7-8. Ada sebuah istilah yang sangat umum di Amerika Serikat, yaitu “bucket list”. Istilah ini mengandung makna daftar dari hal-hal yang ingin saudara lakukan sebelum saudara meninggal. Misalnya, hendak mengunjungi “Grand Canyon”, atau “terjun bebas”. Saya tidak yakin apakah saya sudah memiliki sesuatu untuk dicantumkan dalam daftar saya, namun Agur sudah memiliki sedikitnya dua hal dalam daftarnya. Apakah itu? (Untuk berbuat benar dan jujur. Jadilah “ditengah jalan” kala berurusan dengan uang.)
      1. Saya mengerti tujuan untuk kejujuran, namun jika dihadapkan akan kekayaan, mengapakah hal itu perlu sebagai rata-rata saja?
    2. Baca Amsal 30:9. Inilah jawaban terhadap mengapa perlu untuk memiliki tujuan yang rata-rata saja. Apakah masalah yang terletak dalam kekayaan dan kemiskinan? (Masalah dalam kekayaan adalah bahwa saudara akan bergantung padanya gantinya bergantung pada Allah. Saudara “memungkiri” Allah. Masalah dalam kemiskinan adalah saudara terpancing untuk mencuri – dan Allah tidak membenarkan mencuri walaupun saudara miskin adanya.)
    3. Baca Amsal 30:10. Apakah hubungannya hal ini dengan kerendahan hati? (Mengapakah saudara akan membuat kritik terhadap seorang pegawai? Apakah hal itu agar saudara terlihat lebih baik di mata atasan saudara? Jika ya, maka hal ini sudah termasuk masalah kerendahan hati.)
      1. Siapakah yang akan mengumpati saudara disini? (para pegawai lainnya!)
    4. Baca Amsal 30:11-12. Berapa orangkah yang menyalahkan orangtuanya atas masalah yang timbul dalam hidup mereka?
      1. Siapakah yang seharusnya yang dipermasalahkan dalam ayat ini? (Anak itu memiliki “kotoran”, namun menganggap dirinya adalah “DK tahir”. Ini menyarankan bahwa anak itu tidak berpikir secara realistis tentang orangtuanya dan juga dirinya sendiri.)
    5. Baca Amsal 30:13-14. Apakah masalah utama dalam hidup anak ini? (keangkuhan dan dan gigi yang tajam seperti pedang. Ia bukanlah seorang yang berkepribadian baik.)
      1. Siapakah yang menjadi korban orang jahat ini? (Orang miskin dan yang melarat.)
      2. Mengapa menindas orang yang miskin dan melarat? (karena mereka terlihat tidak berdaya.)
    6. Baca Amsal 30:15-16. Apakah kita berganti haluan disini? Mengapa Agur sekarang membicarakan perihal kegagalan orang miskin? Jika bukan, siapakah si “lintah” dan anak-anak perempuannya? (Mereka adalah orang-orang yang mau agar saudara memberi kepada mereka.)
      1. Mengapa Agur beralih kepada daftar berikut yaitu “hal-hal yang tidak pernah terpuaskan?” (Hal ini menunjuk bagaimana ada golongan orang yang seperti lintah – mereka ingin saudara memberi kepada mereka dan mereka tidak pernah merasa puas.)
      2. Jika Agur bermaksud untuk membuat penekanan tentang sebagian orang, mengapa ia menggunakan benda-benda seperti api, air dan kubur? (Mungkin ia ingin menunjukkan sifat alami dari sebagian orang. Mungkin ia ingin menunjukkan begitulah kecendrungannya – bahwa sebagai masalah itu tidak akan dapat terpecahkan.)
        1. Apakah kelompok “tidak pernah puas” ini ada hubungannya dengan kerendahan hati? (perasaan berhak adalah salah satu masalah kerendahan hati.)
    7. Baca Amsal 30:20. Mengapa menyinggup mengenai soal makan? (Ini menunjukkan bahwa wanita tersebut menganggap enteng hal yang telah ia lakukan.)
      1. Bagaimana cara saudara mengaplikaskan masalah kerendahan hati dalam hal ini? (Sama seperti anak jahat yang mempersalahkan orangtuanya, dan merasa “tahir” di matanya, demikian juga wanita penjinah itu memiliki keangkuhan yang semu bahwa ia tidak melakukan kesalahan.)
    8. Baca Amsal 30:32-33. Pada titik manakah seharusnya kita mengalamatkan keangkuhan? (Bahwa peperangan itu terjadi pada pikiran kita. Kita perlu menghentikan keangkuhan pada pikiran kita (Tekapkanlah tangan pada mulut saudara) dan jangan membiarkannya lolos melalui lidah kita dan menghasilkan perselisihan.)
  3. Saudaraku, sebesar manakah isu keangkuhan dalam kehidupan saudara? Mengapa tidak membiarkan Roh Kudus saat ini untuk membantu saudara untuk “menekapkan tangan ke mulut saudara?”
  4. Minggu Depan: Perempuan dan Anggur.