Berhala Jiwa
(Matius 18-20)
Indonesian
Year:
2016
Quarter:
2
Lesson Number:
9
Lesson 9 Berhala Jiwa
(Matius 18-20)
Pendahuluan: Jeffrey Brauch, Mantan Dekan Fakultas Hukum di Universitas Regent, adalah orang paling hebat yang pernah saya temui. Perhatiannya seakan hanya tertuju kepada saya ketika kami berbincang. Ketika berbincang dengan orang lain, saya menyayangkan kalau perhatian saya pada umumnya hanya pada diri saya sendiri. Dapat dipastikan Jeff bersikap demikian terhadap siapa saja – perhatiannya tertuju kepada mereka. Jeff hidup seperti apa yang Matius ajarkan minggu ini: menjalani kehidupan yang memperhatikan orang lain. Mari gali kedalam pelajaran kita dan pelajari lebih jauh!
I. Anak-anak
A. Baca Matius 18:1-4. Siapa yang memiliki pendapat paling pasti tentang membesarkan anak: orang tua dari beberapa anak atau orang yang tidak memiliki anak?
1. Apakah anak-anak yang Anda kenal secara alamiah bersifat mementingkan diri? Apakah mereka mengutamakan diri sendiri daripada orang lain? (Dari pengamatan saya, anak-anak sama seperti kita semua – lahir ke dalam dosa.)
2. Kalau itu benar, apakah yang sedang Yesus bicarakan?
B. Baca kembali Matius 18:1. Mengapa seseorang mau menjadi yang terbesar didalam suatu kerajaan? (Agar mereka dapat memerintah orang lain.)
1. Hal apakah pada anak-anak yang tidak seperti itu? (Anak-anak kecil sangat bergantung. Bahkan kalau mereka memiliki kebiasaan buruk, seperti mementingkan diri, mereka memerlukan pertolongan dan mereka sadar akan hal itu.)
C. Perhatikan lagi Matius 18:4. Apa yang Yesus katakan tentang perkembangan karakter kita? (Kalau kita dengan rendah hati harus bergantung padaNya – sama seperti seorang anak bergantung pada orang tuanya.)
D. Baca Matius 18:5-6. Bagaimanakah ini dihubungkan dengan pernyataan Yesus akan ketergantungan anak-anak? (Karena mereka bergantung, orang dewasa berkewajiban untuk mengajar dan memperlakukan sebaik-baiknya anak-anak didalam lingkungan pengaruh kita.)
II. Dosa
A. Baca Matius 18:7. Pernahkah Anda mendengar seseorang yang mengambil manfaat dari kejahatan berkata, “Kalau saya tidak melakukannya orang lain akan melakukan. Jadi saya saja yang memperoleh keuntungan uang dari perbuatan itu.”
1. Apakah jawaban Yesus akan hal tersebut? (“Celakalah kamu!” kejahatan akan datang, tetapi lebih baik bukan karena Anda.)
B. Baca Matius 18:8-9. Apakah dosa dimulai dengan tangan, kaki, atau mata Anda? (Tidak. Itu dimulai didalam pikiran.)
1. Kemudian, bagaimana Anda mengerti apa yang Yesus katakan? (Yesus menunjukkan kegentingan dosa. Orang berdosa karena persepsi keuntungan. Yesus katakan lebih baik kehilangan sesuatu yang penting daripada berdosa.)
C. Baca Matius 18:10. Apakah Yesus berpindah-pindah topik dalam pembicaraanNya, dan kembali lagi membicarakan anak-anak? (Yesus masih dalam topik yang sama. Anak-anak pada akhirnya akan berhadapan dengan dosa, tetapi lebih baik bukan melalui Anda.)
D. Baca Matius 18:12-14. Anda mungkin sudah mendengar perumpamaan sembilan puluh sembilan domba dan satu yang hilang. Apakah maksud Yesus dalam perumpamaan itu sehubungan dengan anak-anak? (Di dalam banyak budaya anak-anak tidak berharga. Dalam sebagian budaya mereka dimanfaatkan. Yesus mengajarkan kita kalau mereka sangat berharga – masing-masing anak.)
E. Baca Matius 18:15-17. Apakah tujuan dari menghadapi perbedaan dan masalah dengan cara ini? (Tujuannya adalah agar orang tersebut mau mendengar nasehat.)
1. Apa maksudnya memandang seseorang sebagai seorang “yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai?”
a) Apakah pantas membedakan orang yang tidak mengenal Allah?
III. Gereja
A. Baca Matius 18:18. Kita telah membicarakan tentang membawa perselisihan ke gereja. Berapa pentingkah keputusan gereja?
B. Mari kembali lagi dan baca Matius 16:18-19. Ketika kita belajar beberapa saat lalu saya merohanikannya dengan mengatakan mereka yang mengerti kalau Yesus Allah dan menerima Dia adalah “terlepas” dan mereka yang menolak Dia “terikat” di sorga. Apakah saya salah? (Konteks baru ini menunjukkan kalau saya tidak terlalu jauh dari aplikasi praktis. Yesus katakan kalau kepada gereja diberikan otoritas rohani di dunia.)
1. Seberapa jauhkah jangkauan otoritas ini? Dapatkah gereja merubah hari perbaktian? Dapatkah gereja mengganti Yesus dengan perantara yang lain? (Konteks dalam Matius 18 menjadi perdebatan diantara anggota gereja.)
C. Baca Matius 18:19-20. Seberapa besarkah gereja untuk dapat memiliki otoritas yang sudah kita bicarakan? Apakah cukup dengan satu atau dua jemaat?
1. Sementara Anda duduk dan merenungkan ayat-ayat ini, menurut Anda apakah pokok penting dari ajaran Yesus? (Sorga bekerja melalui kita. Allah mendelegasikan otoritas kepada kita.)
2. Apakah ini ada hubungannya dengan diskusi Yesus sebelumnya tentang anak-anak? (Yesus ajarkan kita untuk rendah hati dan bergantung padaNya. Itu menerangkan seberapa besar “otoritas” kita disini. Otoritas kita harus sesuai dengan kehendak Yesus yang sudah dinyatakan. Ini berarti gereja tidak membuat keputusan yang bertentangan dengan inti ajaran-ajaran. Karena kita memiliki otoritas ini, kita perlu dengan sangat seksama dalam menggunakannya.)
IV. Pengampunan
A. Baca Matius 18:21-22. Satu-satunya cara kita mengetahui jumlah tujuhpuluh-tujuh kali ialah dengan melakukan pencatatan. Apakah ini yang Yesus ajarkan?
B. Baca Matius 18:23-30. Apakah reaksi Anda kepada orang yang berhutang berjuta-juta tidak mengampuni orang yang mempunyai hutang dalam jumlah sedikit?
C. Baca Matius 18:31. Para pengamat tidak senang, sama seperti Anda! Apakah karena orang yang berhutang sedikit tidak diampuni tujuh kali apalagi tujuh puluh-tujuh kali?
D. Baca Matius 18:32-33. Apakah yang dikatakan guru sebagai permasalahan? (Belas kasihan. Itu tidak memperhitungkan perintah Yesus, menaruh belas kasihan pada mereka yang memohon pengampunan.)
1. Apakah tolak ukur mengampuni dalam hidup Anda? (Yesus mati bagi dosa-dosa Anda. Dosa Anda bertentangan dengan Allah. Kita terkena dampak dosa, tetapi melanggar hukum Allah adalah dosa menentang Dia. Kita adalah hamba yang telah diampuni “berjuta-juta kali”.)
E. Baca Matius 18:34-35. Apakah peringatan Yesus?
1. Apa artinya “mengampuni ... dengan segenap hatimu?”
V. Pernikahan
A. Baca Matius 19:3-6. Apakah Yesus percaya akan penciptaan? (Ia mempercayainya dengan begitu kokoh sehingga menggunakannya untuk menjadi dasar kesimpulan rohani.)
B. Baca Matius 19:7-9. Menurut Anda apakah kebetulan kalau diskusi tentang pernikahan dibahas segera setelah diskusi tentang pengampunan?
1. Bagaimanakah diskusi tentang pernikahan membentuk pengertian kita akan pengampunan? (Kalau seorang pasangan selalu memaafkan pasangannya, maka tidak akan ada perceraian. Ini menunjukkan kalau pengampunan termasuk dalam rencana Allah bagi pernikahan dan bagi kehidupan.)
2. Dapatkah seorang pasangan mengampuni “dengan segenap hati” ketidaksetiaan dari pasangannya, tetapi tetap bercerai karena ketidaksetiaan? (Ya. Pengampunan tidak berarti Anda meniadakan akal sehat.)
C. Baca Matius 19:10. Selanjutnya di fasal ini Yesus berkata adalah sulit bagi seorang kaya untuk diselamatkan. Baca Matius 19:25. Apa pendapat murid-murid Yesus akan pengajaranNya? (Mereka gempar. Itu kelihatannya tidak benar bagi mereka. Itu tidak sesuai dengan pengertian mereka akan kehendak Allah.)
D. Baca Matius 19:11-12 (pernikahan) dan Matius 19:26 (kekayaan). Apakah saran Yesus untuk pengajaran-pengajaran yang sulit untuk dimengerti dan diikuti? (Kalau Allah akan bekerja dengan kita untuk membuat apa yang kelihatannya mustahil menjadi mungkin.)
VI. Upah
A. Baca Matius 20:1-12. Apakah Anda sependapat dengan mereka yang bersungut-sungut? Tempatkan diri Anda pada posisi mereka yang bekerja sehari penuh!
B. Baca Matius 20:13-16. Kalau Yesus mengajarkan kita suatu pelajaran tentang Kerajaan Sorga, dan bukan upah, apakah intinya? (Allah tidak mencari keadilan. Ia adalah keadilan. Tetapi, Ia lebih dari adil. Ia memberikan kita apa yang pantas kita terima, dan Ia memberikan kita lebih dari yang pantas kita terima. Ia membuat yang mustahil, menjadi mungkin.
C. Sahabat, Allah perduli terhadap Anda. Ia perduli akan ketergantungan anak-anak. Ia memanggil kita untuk menjadi berkat bagi sesama, gantinya mencari keadilan.