Jubah Keimamatan Kasih Karunia

(Ibrani 7 & 8, Keluaran 28)
Indonesian
Year: 
2011
Quarter: 
2
Lesson Number: 
5

Lesson 5 Jubah Keimamatan Kasih Karunia

(Ibrani 7 & 8, Keluaran 28)

 

Pendahuluan:  Pernahkah Anda bertanya pada diri Anda, “Bagaimanakah saya mengetahui kalau Kekristenan adalah agama yang benar?”  Yudaisme lebih tua. Islam lebih muda dari Yudaisme atau Kekristenan, tetapi berkembang dengan cepat.  Agama-agama ini “berhubungan” karena menggunakan sumber yang sama (Alkitab Perjanjian Lama).  Sahabat-sahabat Yahudi mengatakan kepada saya kalau Kekristenan membajak agama mereka.  Islam menerima sebagian dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.  Saya berpendapat sepantasnya Muhammad percaya kalau dia adalah yang terakhir (dan terbesar) dari deretan nabi-nabi Perjanjian Lama.  Sebagian besar jawbannya ada dalam pelajaran kita minggu ini tentang sistim kaabah.  Mari selami pelajaran Alkitab kita dan lihat apa yang Allah persiapkan bagi kita!

I.             Bukti Gambaran

A.           Baca Ibrani 8:1-5.  Kaabah apa yang dibangun oleh Musa?  (Baca Keluaran 25:8-9 dan Keluaran 26:30.  Musa mendirikan kaabah di padang belantara.  Ini adalah pusat perbaktian bangsa Israel.  Kaabah Musa mengikuti gambaran kaabah di sorga.)

1.           Apakah tujuan dari kaabah di padang belantara?  (Tempat Allah berdiam dengan umatNya.  Memberikan cara bagaimana dosa-dosa bangsa Israel diampuni.  Lihat Imamat 16.)

2.           Ketika Ibrani 8:3 mengatakan “setiap imam besar” mempersembahkan “persembahan dan korban”, itu menyatakan pelayanan kaabah di Perjanjian Lama.  Bagaimanakah sahabat-sabahat Yahudi kita memperoleh pengampunan dosa sekarang? (Itu adalah problem lojik dengan Yudaisme sekarang ini.  Dengan alasan-alasan yang tidak dinyatakan dalam Perjanjian Lama, mereka meniadakah sistim korban.)

a.            Menurut Anda apakah alasan yang akan mereka berikan untuk perubahan ini?  (Kaabah dihancurkan oleh tentara Romawi tahun 70 A.D.  Saya menghadiri jamuan Seder Yahudi minggu ini, dan bagian dari pembacaan yang dilakukan adalah untuk membangun kembali kaabah.)

b.            Apakah umat Allah mengorbankan hewan untuk pengampuan dosa-dosa mereka sebelum didirikannya kaabah di padang belantarra?  (Ya.  Baca Kejadian 8:20. Seharusnya sahabat-sahabat Yahudi kita masih mengorbankan hewan untuk pengampunan dosa.)

B.           Baca Ibrani 7:23-28.  Apakah yang kita katakan tentang Yesus dan sistim kaabah?  (Kita sudah melihat sistim kaabah di Perjanjian Lama hanyalah tiruan dari kaabah di sorga.  Korban hewan di Perjanjian Lama melambangkan (menubuatkan) hidup Yesus yang sempurna dan mati sebagai korban menggantikan kita untuk pengampunan dosa-dosa kita.  Yesus bukan saja korban, Ia adalah Imam Besar yang mengantarai kita di kaabah sorga untuk menebus dosa-dosa kita!)

1.           Apakah kita bersalah seperti dituduhkan – apakah kita membajak Yudaisme?  (Yudaisme tanpa korban hewan memiliki problema lojik.  Kekristenan mempunyai jawaban untuk problema itu - Yesus adalah penggenapan dari sistim kaabah.)

2.           Lalu bagaimana dengan Islam?  Karena agama ini datang kemudian, apakah “menggenapi” dengan lebih baik Yudaisme dan Kekristenan?  (Tidak.  Islam menerima kebenaran sistim kaabah Perjanjian Lama, tetapi juga tanpa korban.  Mereka tidak menerima Yesus mati dan bangkit.  Tidak ada kaabah dan tidak ada Andak Domba untuk menghapus dosa.  Sekarang, baik Yudaisme dan Islam adalah agama “perbuatan” – sama seperti semua agama-agama Timur.  Keselamatan yang didapatkan dari usaha manusia.  Sistim kaabah tidak ada artinya.)

 

II.           Jubah dan Kehormatan

A.           Pernahkah Anda lebih dahulu membaca bagian akhir dari sebuah buku?  (Istri saya selalu melakukannya, saya tidak pernah.)

1.           Apakah keuntungan membaca lebih dulu bagian akhir?  (Meniadakan misteri.  Menolong Anda mengerti buku sewaktu Anda membacanya.)

2.           Apakah saya melakukannya kepada Anda?  Apakah kita sudah membaca lebih dulu bagian akhir dari buku dalam pelajaran kita saat ini?  (Ya, karena kita langsung menuju kepada kesimpulan dari lambang anak domba dan imam besar dalam pelayanan di kaabah Perjanjian Lama.  Bagaimana ini menolong kita mengerti dengan lebih baik jubah imam besar.)

B.           Mundur lagi dan baca Keluaran 28:1-5.  Apakah maksud dari jubah-jubah ini?  (Untuk memberikan Harun “martabat dan kehormatan”.)

1.           Baca Keluaran 32:2-4.  Apakah Harun sepantasnya bermartabat dan dihormati?  (Tidak.)

C.           Baca Lukas 15:21-22.  Apakah tujuan mengenakan jubah, cincin dan kasut bagi anak lelaki yang lebih muda?  (Memberikan dia martabat dan kehormatan sebagai seorang anak lelaki.)

1.           Apakah anak lelaki yang lebih muda sepantasnya bermartabat dan dihormati?  (Ia katakan tidak sepantasnya.)

D.           Baca Matius 22:8-12.  Ingat beberapa minggu yang lalu kita mendiskusikan orang-orang yang berbelanja di pasar swalayan yang diundang ke pesta pernikahan raja.  Apakah tamu-tamu ini pantas untuk diundang?  (Sudah pasti tidak semuanya.  Dikatakan sebagian dari mereka “buruk”.)

1.           Apakah tujuan dari memberikan jubah pesta pernikahan kepada mereka?  (Untuk memberikan mereka martabat dan kehormatan yang Anda harapkan dari tamu-tamu pada pernikahan anak raja.  Jubah menutupi pakaian “belanja ke pasar swalayan”.)

E.           Apakah ada persamaan antara jubah imam besar, jubah bapa dan jubah pernikahan?  Atau, apakah saya menggabungkan hal-hal yang tidak sejalan?  (Dalam ketiga kasus seorang yang tidak pantas dijadikan berharga dengan memberikan jubah untuk dikenakan.  Mereka perlu meninggikan status mereka untuk merayakan peristiwa penting.)

1.           Apa yang akan terjadi seandainya tamu pesta pernikahan menolak jubah pernikahan, anak lelaki menolak jubah bapa atau imam besar menolak jubah imam besar?  (Kita mengetahui sudah pasti imam besar dan tamu pesta pernikahan tidak akan diperkenankan untuk berdiri di hadapan Allah.  Anak yang hilang ingin diterima oleh bapanya, dan ia menerima jubah bapanya dengan sukacita.)

2.           Pelajaran apakah yang kita dapatkan dari jubah-jubah ini?  (Kalau kita mau merayakan dengan sang Raja, kita perlu meninggikan status kita dengan mengenakan jubah yang Ia tawarkan.)

a.            Apakah yang diajarkan kepada kita tentang semua agama “perbuatan”?

 

III      Detil, Detil

A.           Lompat kembali ke Keluaran 28 dan baca sebagian seluk beluk tentang jubah imam besar.  Baca Keluaran 28:9-12.  Karena semuanya adalah lambang, apakah yang dilambangkan batu-batu ini?  (Allah selalu menginginkan nama-nama umatNya dihadapanNya.)

1.           Mengapa tidak menggantungkan nama keduabelas suku di dinding kaabah di sorga?  Menurut Anda seberapa penting lambang imam besar membawa nama mereka dikedua tutup bahunya?  (Ini melambangkan Yesus memikul dosa-dosa kita dibahuNya.)

2.           Apakah Anda mau nama Anda selalu sebelum nama boss Anda? (Lihat konteksnya.  Nama mendahului boss dalam konteks dosa yang diampuni!)

B.           Baca Keluaran 28:15-21.  Pelajaran apa yang kita dapatkan dari fakta nama keduabelas suku ditatahkan pada batu-batu permata dengan berikatkan emas?  (Mereka berharga bagi Allah.  Ia menghargai kita!)

C.           Baca Keluaran 28:29-30.  Perhatikan nama-nama dari umat Allah tidak saja dikenakan di bahu dari imam besar, tetapi juga dikenakan menutupi jantung. Pelajaran apakah yang kita dapatkan dari lambang itu?  (Karena imam besar melambangkan Yesus, kita dapatkan kalau kita dekat di hati Allah saat dia mengantarai kita di sorga.)

1.           Ayat-ayat ini memperkenalkan hal lain, Urim dan Tumim.  Apakah tujuan dari kedua batu ini?  (Baca Bilangan 27:21.  Kenyataan kalau tutup dada disebut “tutup dada pernyataan keputusan” digabungkan dengan menggunakan batu untuk mengerti kehendak Allah, menunjukkan kepada kita bahwa kedua batu ini menyatakan kehendak Allah kepada umatNya.)

2.           Lambang apakah yang Anda dapatkan dalam Urim dan  Tumim? (Bayangkan Imam Besar kita, Yesus, menyatakan kehendak Bapa kepada kita.  Jika Anda ingin mengetahui jawaban Allah untuk masalah sulit dalam  hidup, pandanglah pada Yesus.)

IV      Sekarang

A.           Baca 1 Petrus 2:9 dan 1 Timotius 2:5-6.  Petrus menyebut kita “imam-imam kerajaan”, tetapi Paulus mengingatkan kita bahwa hanya ada satu perantara, dan ia adalah Yesus.  Dari apa yang sudah kita pelajari tentang imam besar, sebagai kesimpulannya apakah peranan kita sekarang sebagai imam-imam?  (Tugas dari imam manusia adalah untuk menyatakan rencana keselamatan Allah dan menyatakan kehendakNya kepada dunia.  Perhatikan kalau 1 Petrus 2:9 memanggil kita untuk “memberitakan perbuatan-perbuatan” Allah.  Itulah tugas keimaman kita sekarang!)

B.           Sahabat, maukah Anda menerima dan melakukan panggilan Anda untuk menjadi imam Allah yang Hidup?  Maukah Anda mengatakan kepada dunia kalau perbuatan kita tidak menyelamatkan, tetapi hanya ketergantungan kita kepada hidup, kematian dan kebangkitan dari Anak Domba Allah?  Maukah Anda percaya sepenuhnya pada perantaraan dari Imam Besar kita di Kaabah di Sorga?

V.       Minggu Depan: Jubah Elia dan Jubah Elisa